Bekerja di
luar negri yang ada dalam mimpi 25 tahun
lalu
Kadang aku berpikir, apa yang membuat aku
hingga tinggal di Taiwan. Taiwan penuh dengan
luapan “emosi’. Tempat untuk menikmati
gemercik air sungai yang bening tak ada lagi.
Mendengar suara jangkrit dan lolongan anjing di
tengah malam serta suara burung hantu, hal
yang kosong.
Bekerja di luar negri yang ada dalam mimpi 25 tahun lalu, kini
aku berselimut polusi, gerah sumpek dengan bau
got, macet serta egoisme yang tinggi menjadikan
aku rindu kampung halaman. Tempat aku
bermain, mencari lebah madu di hutan dan buah-
buahan. Petat umpet dikegelapan malam,
menjadikan aku anak desa yang bener-bener
bebas tanpa beban.
Ke kebun membawa bekal nasi dan lauk ikan asin
serta sebotol air minum.dan saat-saat terindahku ketika
bersama Ibu dan bpk menanam cabe rawit di ladang.
Mengejar monyet serta berupaya menjerat ayam
hutan yang bener-benar liar. Kadang sembunyi-
sembunyi mengambil uang ibu yang
terselib di rak baju. Bandel. Dan kini kerinduan tinggal lah kerinduan....Ibu..Bpa..maafkn anakmu yg tidak bisa pulang kampung. Mohon doanya buat anakmu yg jauh dri kalian.
Tersesat dalam kelalaian
''Aku tersesat dalam kelalaian,sedang
kematian bergerak ke arahku,Semakin
lama semakin mendekat.Aku manjakan
tubuhku dengan pakaian-pakaian halus dan
mewah,Sedikit berfikir bahwa itu akan
membusuk dan hancur dalam kubur.Aku
bayangkan tubuhku remuk menjadi debu
dalam lubang kubur dibawah gundukan
tanah.Keindahan tubuhku akan berangsur
angsur hilang..sedikit demi sedikit
berkurang hingga tinggalah kerangka tanpa
kulit dan daging,Kulihat detik-detik
kehidupanku lambat laun habis,Suatu
perjalanan panjang terbentang di
hadapanku,Sedangkan aku tiada bekal untuk
jalan itu.Wa-hai engkau yang maha
esa..yang tiada sekutu terhadap
keagungan-Mu..Belas kasihanilah
kesendirianku.''